Mantan pemain sepak bola terkenal Ronaldinho Gaúcho telah menjadi berita utama di tengah laporan ketidakhadirannya dalam sidang pengadilan yang sangat penting terkait tuduhan seputar dugaan keterlibatan perusahaannya dalam penipuan kripto.
Jaksa penuntut menyatakan, "Setelah perpisahan itu, mantan pemain tersebut terlibat dalam sebuah piramida dan citranya, karena kredibilitas dan popularitasnya, mendorong ribuan orang untuk berinvestasi dalam sebuah penipuan, yang menyebabkan kerugian bagi mereka."
Sosok ikonik yang pernah menghiasi jajaran pemain Paris Saint-Germain, F.C. Barcelona, dan AC Milan ini tidak hadir dalam sidang kongres pada 24 Agustus lalu, dengan alasan cuaca buruk. Ini merupakan kali kedua ia tidak memenuhi panggilan pengadilan, yang menegaskan intrik seputar keterlibatannya dalam proses hukum. Hal yang perlu diperhatikan adalah konteks parlementer, karena Ronaldinho, ditemani oleh saudaranya, Assis, dan rekan bisnisnya, Marcelo Lara, dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di hadapan Komisi Penyelidikan Parlemen.
Titik fokus dari investigasi yang sedang berlangsung berkisar pada perusahaan Ronaldinho, '18kRonaldinho &x27;. Diduga, perusahaan ini menjanjikan keuntungan harian melebihi 2% kepada klien melalui investasi mata uang kripto. Di tengah-tengah konteks ini, muncul sebuah tuntutan hukum yang menuntut ganti rugi lebih dari $61 juta, dengan alasan kegagalan perusahaan untuk memenuhi pengembalian yang dijanjikan. Dalam lanskap yang lebih luas, litigasi ini sekarang telah menyatu dengan penyelidikan komprehensif ke ranah penipuan terkait kripto di negara ini.
Jaminan yang diklaim sebagai keuntungan harian yang substansial tampaknya telah menarik perhatian badan pengawas, "Perusahaan ini mengklaim bekerja dengan perdagangan dan arbitrase mata uang kripto dan menjanjikan kliennya pendapatan hingga 2% per hari, yang diduga berdasarkan operasi dengan mata uang digital, yang menimbulkan kecurigaan bahwa ini adalah piramida keuangan karena janji-janji keuntungan yang tinggi dan cepat."
Apa Pembelaan Tim Hukum Ronaldinho?
Menariknya, kuasa hukum Ronaldinho telah memulai sebuah narasi yang berbeda, dengan menyatakan bahwa dia hanya berperan sebagai "duta besar" untuk perusahaan tersebut. Lebih jauh lagi, mereka menyatakan bahwa dia tanpa disadari terjerat sebagai korban lain dari penipuan yang dituduhkan. Inti dari argumen mereka bergantung pada penyalahgunaan citra dan namanya, yang konon digunakan tanpa otorisasi yang tepat untuk menipu calon klien.
Apa Saja Dampaknya?
Laporan yang muncul mengisyaratkan kemungkinan Ronaldinho akan dikawal ke pengadilan dengan borgol untuk mengamankan partisipasinya. Yang menarik, perkembangan ini menggarisbawahi prinsip bahwa bahkan ketokohannya sebagai figur yang diakui secara global tidak dapat memberikan perlakuan istimewa dalam batas-batas proses peradilan.
Anggota Kongres Aureo Ribeiro telah menjelaskan situasi ini, dengan mengungkapkan bahwa Ronaldinho telah diberikan kesempatan baru untuk memberikan kesaksian pada tanggal 31 Agustus. Jika Ronaldinho sekali lagi memilih untuk tidak hadir, kemungkinan pihak penegak hukum akan mengawalnya di hadapan komite akan semakin besar.
Yang mendasari situasi ini adalah sebuah prinsip dasar: Saksi yang dipanggil secara hukum untuk memberikan kesaksian di hadapan Kongres memiliki kewajiban yang tegas untuk mematuhinya. Prinsip ini, yang tertanam kuat dalam kerangka hukum Brasil, memiliki implikasi yang luas. Menggali lebih dalam, konsekuensi dari ketidakpatuhan terungkap: individu yang mengabaikan panggilan pengadilan dapat menghadapi hukuman finansial, dan lebih jauh lagi, potensi intervensi polisi, yang secara fisik membawa individu tersebut ke hadapan badan kongres.