Pemerintah Australia mengambil langkah signifikan dalam mengatur sektor aset digital dengan memperkenalkan proposal yang akan mengharuskan pertukaran mata uang kripto untuk mendapatkan lisensi layanan keuangan dari Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC). Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai keseimbangan antara mendukung pertumbuhan aset digital dan melindungi konsumen dari potensi risiko yang terkait dengan industri kripto.
Peraturan yang diusulkan, yang diuraikan dalam makalah konsultasi "Mengatur platform aset digital", berfokus pada pengaturan pertukaran mata uang kripto dan penyedia layanan di bawah undang-undang layanan keuangan yang ada daripada membuat aturan baru yang spesifik untuk kripto. Fitur utama dari kerangka kerja ini adalah persyaratan untuk platform aset digital yang memiliki lebih dari A$5 juta atau A$1.500 bagi seorang individu untuk mendapatkan izin dari ASIC. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk mengatasi kerugian konsumen sambil mendorong inovasi di sektor aset digital.
Aturan yang diusulkan juga mengambil inspirasi dari kerangka kerja regulasi di Inggris, Kanada, dan Singapura, yang mencerminkan tren global peningkatan upaya untuk mengatur aset digital setelah penurunan pasar kripto yang signifikan yang mengekspos praktik-praktik berisiko dan menyebabkan runtuhnya platform perdagangan terkemuka.
Di Australia, peraturan yang ada tidak hanya mencakup perizinan jasa keuangan, tetapi juga mencakup standar penyimpanan dan transaksi, dengan fokus pada bidang-bidang seperti perdagangan, staking, dan pembuatan token. Staking melibatkan perolehan reward dengan menjaminkan koin untuk mendukung operasi blockchain.
Makalah konsultasi tersebut telah mengumpulkan reaksi beragam dari industri kripto. Sementara beberapa orang, seperti Caroline Bowler, CEO BTC Markets Pty, melihat peraturan yang diusulkan sebagai perkembangan positif bagi industri kripto, yang lain mengungkapkan kekhawatirannya. Jonathon Miller, Direktur Kraken Australia, menyuarakan kekecewaannya, menggambarkan pendekatan ini sebagai "shoehorning" (penyematan sepatu) kripto ke dalam regulasi layanan keuangan yang sudah ada. Industri ini berharap untuk diskusi kolaboratif dengan pemerintah untuk menghindari menghambat inovasi sambil memastikan kepatuhan terhadap peraturan.
Peraturan ini dibuat sebagai tanggapan atas meningkatnya pengawasan dan kekhawatiran di sektor keuangan Australia mengenai risiko yang terkait dengan aset digital. Bank-bank besar di negara ini telah membatasi akses ke platform aset digital karena kekhawatiran tentang penipuan. Selain itu, ASIC telah menyelidiki bisnis derivatif lokal Binance Australia yang sekarang sudah tidak ada lagi.
Pemerintah bertujuan untuk berkonsultasi mengenai rencana ini hingga 1 Desember, dengan rancangan undang-undang yang diharapkan pada tahun berikutnya. Peraturan yang diusulkan menandakan sebuah langkah untuk menangani perlindungan konsumen dan mempromosikan inovasi dalam ruang aset digital di Australia, selaras dengan upaya global untuk menetapkan kerangka kerja regulasi untuk industri kripto yang sedang berkembang.
Khususnya, peraturan yang diusulkan menekankan fokus pada pertukaran kripto dan penyedia layanan, berusaha untuk menetapkan standar minimum yang sebanding dengan layanan keuangan tradisional. Kerangka kerja ini bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban industri kripto terhadap standar tinggi yang sama yang diterapkan pada layanan keuangan lainnya, dengan penekanan pada perlindungan konsumen.
Namun, ketika industri ini bergulat dengan teknologi dan layanan yang terus berkembang, masih ada pertanyaan tentang keefektifan peraturan ini dalam mengatasi tantangan yang lebih mendesak, seperti pengaturan perbankan untuk pertukaran aset digital berlisensi. Beberapa kritikus berpendapat bahwa kerangka kerja yang diusulkan mungkin tidak cukup untuk mengatasi masalah-masalah yang mendesak, termasuk insiden pemblokiran perbankan baru-baru ini dalam industri kripto di Australia.