Otoritas Moneter Singapura (MAS) telahmengumumkan komitmennya untuk mengalokasikan 150 juta Dolar Singapura (sekitar $112 juta) selama tiga tahun untuk Skema Teknologi dan Inovasi Sektor Keuangan (FSTI 3.0) yang diperbarui.
Inisiatif ini ditujukan untuk mendukung solusi FinTech, termasuk proyek yang terkait dengan teknologi Web3.
MAS telah mengungkapkan bahwa tujuan dana tersebut adalah untuk mempercepat inovasi dengan mendukung proyek teknologi canggih melalui berbagai jalur.
Jalur ini terdiri dari Enhanced Center of Excellence, fintech Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola, dan Akselerasi Inovasi, yang terakhir mencakup proyek Web3.
MAS menekankan pengakuan pentingnya kolaborasi dengan industri untuk mendorong solusi FinTech inovatif yang berasal dari teknologi baru, seperti Web 3.0.
Dana tersebut akan memberikan dana hibah untuk masing-masing proyek Web3, memfasilitasi uji coba dan komersialisasi.
Entitas modal ventura korporasi (CVC) akan memenuhi syarat untuk pendanaan hingga 2 juta Dolar Singapura, sementara solusi FinTech lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) dapat menerima hingga 500.000 Dolar Singapura.
Komitmen regulator meluas ke promosi kecerdasan buatan dan analitik data (AIDA), serta adopsi teknologi regulasi (RegTech).
Fokusnya adalah mendorong adopsi AIDA di perusahaan keuangan yang lebih kecil dan melayani kebutuhan perusahaan yang kurang matang secara digital yang mencari solusi RegTech.
Ravi Menon, Managing Director MAS, menyoroti pertumbuhan luar biasa di sektor fintech berkat Dana Pengembangan Sektor Keuangan.
Dana ini telah mengucurkan $340 juta untuk beragam inisiatif sejak dimulainya program FSTI pada tahun 2015.
Proyek penting, termasuk inisiatif pembayaran lintas batas yang signifikan dengan Thailand, dihasilkan dari program FSTI.
Langkah MAS menonjol sebagai pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan entitas keuangan penting Singapura lainnya, seperti Temasek.